Kamis, 26 Januari 2012


Peran bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah pribadi yang di alami siswa-siswi sma negeri 2 limboto provinsi Gorontalo.

LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah di butuhkan, karena tidak dapat di pungkiri seiring dengan perkembangan tehknologi yang semakin pesat,serta gelombang westernisasi yang masuk menyebabkan terjadinya perubahan pola berfikir dalam masyarakat, terutama kalangan anak-anak yang berada dalam keadaan tumbuh dan berkembang sehingga para siswa sangat membutuhkan segala bentuk bimbingan dan nasehat agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, untuk itu di perlukan strategi yang matang dalam seluruh proses pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.kita telah ketahui bersama bahwa masalah pribadi merupakan masalah yang cukup serius, karena jika masalah ini di biarkan berlarut-larut maka akan berdampak pada perkembangan perilaku yang menyimpang dari para siswa.

PEMBAHASAN
A.    Pengertian bimbingan dan konseling
Stoops dan walquist mendefinisikan:
Bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu pekembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.
Menurut Slameto bahwa bimbingan adalah:  “Proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan dunia disekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi serta memecahkan masalah-masalahnya, semuanya demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi kemajuan dan kesejahteraan mentalnya”
Sedangkan Konseling diartikan: “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

B.     Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah
Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan siswa dalam keseluruhan, proses dan kegiatan pendidikan. Pemberian Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri secara optimal. Berikut ini dijekaslan maisng-masing fungsi layanan tersebut:
1. Fungsi Pencegahan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan berupa bantuan yang bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti; kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, pemilihan karir dan lain sebagainya dapat dihindari oleh siswa.
2. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai penyesuaian lingkungan


3. Fungsi Perbaikan
Meskipun fungsi pencegahan dan penyesuaian telah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu . Disinilah fungsi perbaikan dari layanan bimbingan dan konseling diperlukan. Bantuan yang diberikan tergantung pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya, maupun bentuknya. Pendekaan yang dilakukan dapat berbentuk layanan individual ataupun kelompok
4. Fungsi pengembangan
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi pengembangan artinya, layanan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengemangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap. Dalam fungsi ini hal-hal yang sudah dipandang bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan siswa dapat berkembang secara optimal


MASALAH-MASALAH PRIBADI YANG DIHADAPI SISWA.
1.      1. Enggan  mengerjakan ibadah.
Dari hasil observasi yang telah di lakukan di SMA N 2 LIMBOTO, PROVINSI GORONTALO ternyata masalah pribadi yang sering muncul ialah para siswa enggan dalam mengerjakan ibadah, dari 40 siswa yang menjadi sasaran observasi ternyata 53% dari mereka enggan untuk melaksanakan ibadah.
  Metode-metode bimbingan dan konseling yang dapat di gunakan dalam mengatasi siswa yang enggan mengerjakan ibadah antara lain:
·         Metode Interview (wawancara)
Interview adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan mengadakan wawancara secara langsung.


·         Metode kelompok
Yaitu metode yang diakukan diluar kelas atau jam pelajaran yang meliputi karya wisata, diskusi kelompok, osis, dan sosio drama. Dengan menggunakan kelompok, pembimbing dapat menggembangkan sikap sosial (relasi sosial)
·         Metode Non Directif (Tidak Mengarahkan)
Dalam metode ini terdapat dasar pandangan bahwa klient sebagai mahluk yang bulat yang memilii kemampuan berkembang sendiri dan sebagai pencari kemantapan diri sendiri.
Menurut Dr. Willam E. Hulme metode ini sangat cocok di gunakan oleh penyuluh Agama, karena kondelor akan lebih memahami kenyataan penderitaaan klient yang biasanya bersumber pada perasaan dosa yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan dan gangguan jiwa lainya.
·         Metode directive conseling
Directive conseling merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena counselor dapat secara langsung memberikan jawaban terhadap problem yang o;eh klient disadari menjadi sumber kecemasannya.
·         Metode educatif (pencerahan)
Metode educatif adalah pemberian pencerahan terhadap unsur-unsur kejiwaan yang menjadi sumber konflik seseorrang dan selanjutnya koonselor menganaliisa fakta kejiwaan klient untuk penyembuuan.
2.  Mudah putus asa.
Salah satu masalah yang di hadapi oleh siswa-siswi sma negeri 2 limboto khususnya kelas 3 ialah mudah putus asa, dari sejumlah angket yang di sebarkan kepada para siswa ternyata 43%  dari mereka mengalami masalah tersebut, salah satu faktor penyebabnya adalah: banyaknya tugas-tugas yang di berikan oleh para guru, dan juga kondisi mental mereka dalam menghadapi ujian nasional yang sudah di depan mata,belum lagi di tambah dengan masalah internal siswa tersebut, inilah yang kemudian membuat sebagian para siswa mudah  putus asa dan frustasi.

  Beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru pembimbing dalam menangani masalah ini di antaranya:

·         Sosiodrama yaitu: teknik yang digunakan unutk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan perasaan para siswa tersebut.

·         Imitasi yaitu: teknik yang digunakan dimana para siswa diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud melawan perilakunya sendiri yang negatif

3.Sering sakit kepala.
Masalah yang sering timbul dalam diri pribadi siswa adalah: para siswa sering sakit kepala, dari data yang berhasil saya peroleh bahwa ternyata, masalah ini menduduki urutan ke-3 dari masalah-masalah yang lain, yaitu sekitar 40%,  data ini menunjukan bahwa penyakit ini dapat menjadi masalah yang harus di perhatikan oleh guru konselor, ada beberapa faktor penyebab penyakit ini diantaranya adalah: beban fikiran, karena beberapa bulan lagi mereka akan berhadapan dengan ujian nasional. Mengingat masalah ini tidak dapat di tangani sepenuhnya oleh guru bimbingan, maka dari itu diperlukan kerjasama dengan orang tua siswa dan juga pihak ketiga (dokter,psikeater) demi kelancaran proses pelayanan bimbingan di sekolah



Sumber:
Bahan ajar teori-teori konseling
http://akhmadsudrajat.wordpress.com









Tidak ada komentar:

Posting Komentar